Nama/NIM: Kadek Meliantari/1404505081
Jurusan/Fakultas/Perguruan Tinggi: Teknologi Informasi/Teknik/Universitas Udayana
Mata Kuliah: Pemrograman Mobile
Dosen: I Putu Agus Eka Pratama, S.T., M.T.
1.1
Konsep Dasar Berorientasi Obyek
Sebelumnya mari kita
definisikan dulu pengertian obyek. Obyek adalah “benda” secara fisik atau
konseptual, yang dapat kita temui di sekeliling kita. Obyek adalah riil. Contoh
obyek adalah orang, hardware, software, dokumen dan lain-lain.
Setiap obyek
mempunyai dua ciri, yaitu atribut (property atau data) yang menjadi ciri
khas dari suatu obyek (what they have) dan method (behavior/function),
yaitu apa yang dapat dilakukan oleh obyek (what they do).
Berorientasi Obyek
(object oriented) berarti permasalahan didefinisikan melalui istilah dari obyek
yang mengkapsulasi data (atribut) dan perilaku (behavior), yaitu melalui
paradigma/pendekatan obyek.
Selain object, ada beberapa istilah yang akan
membantu untuk memahami pengertian kita dalam skripsi ini:
a.
Class, yaitu kumpulan obyek yang
sejenis. Secara lebih lugas obyek adalah instant dari sebuah class, atau dengan
pengertian lain dengan class kita menggambarkan property dan behavior dari tipe
obyek.
b.
Inheritance, adalah penurunan
atribut atau method dari suatu obyek class ke obyek class lainnya.
c.
Polymorphisme, berasal dari bahasa
Yunani yang berarti banyak bentuk.
Dalam konsep ini memungkinkan digunakannya suatu interface yang sama
untuk memerintah suatu obyek untuk melakukan suatu aksi atau tindakan yang mungkin secara prinsip
sama tetapi secara proses berbeda. Secara sederhana bisa juga disebut : satu
interface, banyak aksi.
Metodologi
adalah cara sistematis untuk mengerjakan pekerjaan analisis dan desain. Metodologi
berorientasi obyek adalah metode penyelesaian masalah dengan menggunakan
pendekatan berorientasi obyek.
Metodologi
berorientasi obyek pertama kali muncul pada pertengahan tahun 1970 dan terus
berkelanjutan dikembangkan sampai saat ini. Pada tahun 1994 ada 72 lebih metode
object oriented. Dengan berkembang pesatnya metode ini maka masyarakat object
oriented menyadari perlunya standarisasi.
1.2
Unified Modelling Language (UML)
Pada
Oktober 1994 Dr. James Rumbaugh yang mengembangkan Object Modelling Technique
(OMT) bergabung dengan perusahaan Rational Software. Sebelumnya juga bergabung
Grady Booch yang mengembangkan Object Modelling Design (OOD). Duet mereka pada
Oktober 1995 menghasilkan Unified Method versi 0.8, yang menjadi cikal bakal
dari UML (Unified Modelling language) sebagai bahasa pemodelan standar untuk
aplikasi object oriented.
Pada tahun 2002 lahir UML versi 2.0 dengan
penambahan dan penggantian diagram menjadi 13 buah diagram. Diagram-diagram ini terbagi menjadi 3 kategori :
a.
Structural diagrams :
menggambarkan elemen dari spesifikasi yang mengabaikan waktu. Terdiri dari :
Class Diagram, Object Diagram, Component Diagram, Deployment Diagram, Composite
Structure Diagram dan Package Diagram.
b.
Behavior diagram : menggambarkan
ciri-ciri behavior/method/function dari sebuah system atau business process.
Terdiri dari : Use Case Diagram, Activity Diagram dan State Machine Diagram.
c.
Interaction diagram : bagian dari
behavior diagram yang menggambarkan object interactions. Terdiri dari :
Communication Diagram, Interaction Overview Diagram, Sequence Diagram dan
Timing Diagram.
Karena
UML sangat fleksibel, ada juga cara melihat diagram UML berdasar kategori
berikut :
a.
Static Diagram : menunjukkan segi
static dari system. Kategori ini sama dengan structural diagram.
b.
Dynamic Diagram : menunjukkan
bagaimana system berkembang setiap waktu. Meliputi state-machine diagram dan
timing diagram.
c.
Functional Diagram : menunjukkan
detail dari perilaku (behavior) dan algoritma bagaimana system memenuhi
perilaku yang diinginkannya. Kategori ini termasuk use case, interaction dan
activity diagram.
1.3
Analisa dan perancangan berorientasi obyek
Analisa dan
desain berorientasi obyek berarti merumuskan dan menyelesaikan masalah serta
menghasilkan suatu hipotesa dan diagnosa (solusi), memodelkannya dengan
pendekatan/paradigma obyek (obyek adalah riil punya atribut/data dan perilaku).
Dalam
melakukan analisa dan perancangan sistem berorientasi obyek penulis menggunakan
UML (Unified Modelling Language) untuk memodelkannya. Sedangkan alat (tool)
visual modelling yang digunakan untuk menggambarkan model analisa dan
perancangan adalah Microsoft Visio 2007. Implementasi perangkat lunak
menggunakan bahasa pemrograman PHP.
1.3.1
Analisa Berorientasi Obyek (Object Oriented Analysis)
Object oriented
analysis adalah metode analisis yang memeriksa requirements (syarat atau
keperluan yang harus dipenuhi suatu sistem)
(Suhendar dan Hariman,
2002:11)
Dalam
tahap ini kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam menganalisa sistem sebagai
berikut :
·
Menganalisa sistem yang ada dan
mempelajari apa yang dikerjakan oleh sistem yang ada.
·
Menspesifikasikan sistem yaitu
spesifikasi masukan yang digunakan database yang ada, proses yang dilakukan dan
keluaran yang dihasilkan.
Tujuan
dari analisa berorientasi obyek yaitu untuk menentukan kebutuhan pemakai secara
akurat.
Pendekatan-pendekatan
yang dipakai dalam analisa berorientasi obyek antara lain :
·
Pendekatan top down, yaitu
memecahkan masalah ke dalam bagian-bagian terkecil atau per level sehingga
mudah untuk diselesaikan.
·
Pendekatan modul, yaitu membagi
sistem ke dalam modul-modul yang dapat beroperasi tanpa ketergantungan.
·
Penggunaan alat-alat bantu dalam
bentuk grafik dan teks sehingga mudah untuk dimengerti serta dikoreksi apabila
terjadi perubahan.
Pendekatan
dalam analisa berorientasi obyek dilengkapi dengan alat-alat dan teknik-teknik
yang dibutuhkan dalam pengembangan sistem, sehingga hasil akhir dari sistem
yang dikembangkan akan didapatkan sistem yang terdefinisi dengan baik dan
jelas.
1.3.2
Use Case Diagram
Use case diagram menggambarkan kebutuhan sistem dari sudut pandang user. Digunakan
untuk menggambarkan hubungan antara internal sistem dan eksternal sistem atau
hubungan antara use case dan aktor.
1.3.2.1
Actor
Actor adalah sesuatu (entitas) yang berhubungan
dengan sistem dan berpartisipasi dalam use case. Actor menggambarkan orang,
sistem atau entitas eksternal yang secara khusus membangkitkan sistem dengan
input atau masukan kejadian-kejadian, atau menerima sesuatu dari sistem. Actor
dilukiskan dengan peran yang mereka mainkan dalam use case, seperti Staff,
Kurir dan lain-lain.
Gambar 1.1. Bentuk Actor dalam UML
Dalam use case diagram terdapat satu aktor
pemulai atau initiator actor yang membangkitkan rangsangan awal terhadap
sistem, dan mungkin sejumlah aktor lain yang berpartisipasi atau participating
actor. Akan sangat berguna untuk mengetahui siapa aktor pemulai tersebut.
1.3.2.2
Use Case
Use case yang dibuat berdasar keperluan aktor
merupakan gambaran dari “apa” yang dikerjakan oleh sistem, bukan “bagaimana”
sistem mengerjakannya. Use case diberi nama yang menyatakan apa hal yang
dicapai dari interaksinya dengan aktor.
Dalam UML use case dinotasikan dengan gambar :
Gambar 1.2. Bentuk Use Case dalam UML
1.3.2.3
Relationship
Relasi (relationship) digambarkan sebagai bentuk
garis antara dua simbol dalam use case diagram. Relasi antara actor dan use
case disebut juga dengan asosiasi (association). Asosiasi ini digunakan untuk menggambarkan bagaimana
hubungan antara keduanya.
Relasi-relasi yang terjadi pada use case diagram
bisa antara actor dengan use case atau use case dengan use case.
Gambar 1.3. Bentuk Relationship dalam UML
Relasi antara use case dengan use case :
a.
Include, pemanggilan use case oleh use case lain atau untuk menggambarkan
suatu use case termasuk di dalam use case lain (diharuskan). Contohnya adalah
pemanggilan sebuah fungsi program. Digambarkan dengan garis lurus berpanah
dengan tulisan <<include>>.
b.
Extend,
digunakan ketika hendak menggambarkan variasi pada kondisi perilaku normal dan
menggunakan lebih banyak kontrol form dan mendeklarasikan ekstension pada use
case utama. Atau dengan kata lain adalah perluasan dari use case lain jika
syarat atau kondisi terpenuhi. Digambarkan dengan garis berpanah dengan tulisan
<<extend>>.
c.
Generalization/Inheritance, dibuat ketika ada sebuah kejadian yang lain sendiri atau perlakuan
khusus dan merupakan pola berhubungan base-parent use case. Digambarkan dengan
garis berpanah tertutup dari base use case ke parent use case.
1.3.3
Activity Diagram
Diagram aktivitas
menggambarkan proses bisnis dan urutan aktivitas-aktivitas yang mendukung
penggambaran tindakan sistem baik yang bersifat kondisional maupun paralel.
Tindakan kondisional dilukiskan dengan cabang (branch) dan penyatuan (merge).
Sebuah
branch memiliki sebuah transition masuk atau yang disebut dengan incoming
transition dan beberapa transition keluar atau yang disebut dengan outgoing
transition dari branch yang berupa keputusan-keputusan. Hanya satu dari
outgoing transition yang dapat diambil, maka keputusan-keputusan tersebut harus
bersifat mutually exclusive. [else] digunakan sebagai keterangan singkat yang
menunjukkan bahwa transition “else” tersebut harus digunakan jika semua
keputusan yang ada pada branch salah.
Sebuah
merge memiliki banyak input transition dan sebuah output. Merge menandakan
akhir dari suatu kondisi yang diawali dengan sebuah branch. Selain branch dan merge, di dalam diagram
aktivitas terdapat pula fork dan join. Fork memiliki satu incoming transition
dan beberapa outgoing transition. Sedangkan pada join, outgoing transition
diambil atau digunakan hanya ketika semua state pada incoming transition telah
menyelesaikan aktivitasnya.
1.3.4
Sequence Diagram
Diagram
yang menggambarkan bagaimana obyek berinteraksi dengan obyek lainnya melalui
pesan (message) yang disampaikan, disusun dalam urutan kejadian atau waktu dan
secara khusus berasosiasi dengan use case.
1.3.5
Class Diagram
Class diagram
merupakan bagian yang paling penting dalm analisa dan perancangan berorientasi
obyek. Dalam UML diagram kelas digunakan untuk memodelkan static structure dari
sistem informasi.
Kelas
merupakan himpunan dari obyek yang sejenis yang mempunyai atribut (attribute)
dan perilaku (behaviors/method) yang sama. Atribut adalah sebuah nilai data
karakteristik yang dimiliki oleh obyek sebuah kelas sedangkan method adalah
perilaku atau operasi yang dikenakan oleh suatu kelas. Pada gambar kelas
terdapat tiga bagiannya.
Gambar 1.4. Bentuk Class dalam UML
Diagram
kelas menggambarkan struktur obyek sistem, dimana diperlihatkan hubungan amtar
mereka. Diagram kelas merupakan fondasi untuk component diagram dan deployment
diagram.
Secara
garis besar terdapat 3 jenis class. Ketiga jenis class tersebut dikelompokkan
berdasarkan fungsi dan karakternya masing-masing, yaitu :
a.
Entity Class Diagram
Merupakan
paket utama dari sistem yang berisi kumpulan kelas berupa entitas-entitas yang
membentuk sistem dan menjadi landasan untuk menyusun basis data pada model data
konseptual.
Gambar 1.5. Bentuk Entity Class dalam UML
b.
Control Class Diagram
Berisi
kumpulan kelas yang menjadi kontrol program termasuk koneksi dengan basis data
dan merupakan kelas perantara atau penghubung antara entity class dengan kelas
antar muka pemakai (interface).
Gambar 1.6. Bentuk Control Class dalam UML
c.
Boundary Class Diagram
Berisi
kumpulan kelas yang menjadi interface antara pemakai (user) dengan sistem,
seperti tampilan form untuk pencetakan.
Gambar 1.7. Bentuk Boundary Class dalam UML
1.3.6
Package Diagram
Package (paket) adalah mekanisme pengelompokan yang digunakan untuk
menandakan pengelompokan elemen-elemen model. Sebuah package dapat mengandung
beberapa paket lain di dalamnya. Package digunakan untuk memudahkan
pengorganisasian elemen-elemen model.
1.3.7
Perancangan Berorientasi Obyek (Object Oriented Design)
Object oriented
design adalah metode untuk mengarahkan arsitektur software yang didasarkan pada
manipulasi obyek-obyek sistem atau subsistem (Suhendar dan hariman, 2001:11).
Perancangan
berorientasi obyek merupakan proses spesifikasi yang terperinci atau
pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional dan persiapan untuk rancang
bangun implementasi yang menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk. Untuk
mengembangkan suatu sistem baru digunakan dengan menguraikan hubungan
proses-proses dalam bentuk diagram-diagram.
Perancangan
berorientasi obyek bertujuan untuk :
a.
Sistematika proses pendesainan
b.
Menghasilkan pendesainan model
program
c. Memberikan gambaran pemecahan masukan
dengan efektif
Tahap-tahap yang dilakukan dalam perancangan
berorientasi obyek adalah sebagai berikut :
1.3.7.1
Perancangan Basis Data
Merupakan tahap merancang basis data yang akan
diterapkan oleh sistem. Berbeda dengan langkah-langkah yang dilakukan dalam
perancangan sistem terstruktur, secara garis besar tahap dalam merancang basis
data pada perancangan berorientasi obyek sebagai berikut :
Entity Relationship Diagram (ERD), digunakan
untuk menggambarkan dan menjelaskan tentang hubungan antara penyimpanan data
(data store) yang ada di dalam diagram aliran data. Komponen-komponen yang
digunakan antara lain sebagai berikut :
a.
Entity Set
Pada
Entity Relationship Diagram (ERD) digambarkan dengan sebuah bentuk persegi
panjang. Entity set merupakan simbol utama dari ERD. Entity adalah suatu obyek yang ada dalam
suatu sistem nyata maupun abstrak dimana data terseimpan dan diberi nama dengan
kata benda. Entity set adalah kumpulan entity yang sejenis. Secara umum entity
set dapat dikelompokkan dalam beberapa kelas, yaitu : obyek, agen dan
kejadian-kejadian yang ada di dalam sistem.
b.
Relationship Set
Pada
Entity Relationship Diagram (ERD) setiap relationship set digambarkan dengan
sebuah bentuk belah ketupat, dengan garis yang menghubungkan satu entity dengan
entity lain yang terkait. Relationship set menunjukkan hubungan alamiah yang
terjadi pada entity. Relationship set adalah kumpulan relationship yang sejenis.
Pada umumnya relationship set diberi nama dengan kata kerja.
c.
Attribute
Secara
umum attribute adalah sifat atau karakteristik dari setiap entity maupun
relationship yang menyediakan penjelasan detail tentang entity atau
relationship tersebut, sehingga sering dikatakan adalah elemen data dari entity
dan relationship.
d.
Cardinality
Cardinality
adalah tingkat hubungan antara entitas dan dilihat dari segi kejadian atau
banyak tidaknya hubungan yang terjadi antara entity pada ERD. Ada tiga
kemungkinan tingkat hubungan yang ada, yaitu :
a.
One To One (1:1)
Terjadi
bila suatu entitas hanya memiliki sebuah hubungan dengan entitas lainnya dan
hubungan dinyatakan satu pada satu kejadian.
b.
One To Many atau Many To One (1:M,
M;1)
Terjadi
apabila sebuah entitas memiliki banyak hubungan dengan entitas lain atau
sebaliknya.
c.
Many To Many (M:N)
Terjadi apabila dua buah entitas memiliki
banyak hubungan.
1.3.7.2
Normalisasi
Normalisasi adalah kegiatan mengelompokkan
atribut-atribut sehingga terbentuk relasi berorientasi obyek dengan baik.
Normalisasi juga merupakan proses untuk mengorganisasi file dengan
menghilangkan group elemen atau proses menyederhanakan relationship antar
elemen data di dalam tuple (record). Normalisasi banyak dilakukan dalam
mengubah bentuk database dari suatu struktur jaringan menjadi struktur
hubungan.
Konsep dan teknik normalisasi pertaman kali
diperkenalkan oleh Dr. E. F. Codd dalam bentuk struktur hubungan. Istilah data
hubungan menunjukkan suatu obyek data yang mempunyai hubungan dengan
elemen-elemen data lainnya, baik dalam suatu file atau dalam file yang lain.
Tahapan-tahapan dalam normalisasi :
a.
Normalisasi bentuk pertama (First
Normal Form / 1NF)
Yaitu
menghilangkan beberapa group elemen berulang (repeating group) agar
menjadi satu harga tunggal yang berinteraksi di antara setiap baris dan kolom
pada suatu tabel dikatakan sudah berada pada 1 NF jika dan hanya jika semua
nilai atributnya adalah atomic (tunggal).
b.
Normalisasi bentuk kedua (Second
Normal Form / 2NF)
Yaitu
menghilangkan beberapa bagian ketergantungan fungsional (functional
dependency) atau dengan kata lain apabila sudah berada pada 1 NF dan setiap
atribut yang bukan key, full functional dependency terhadap primary key.
c.
Normalisasi bentuk ketiga (Third
Normal Form / 3NF)
Yaitu
menghilangkan beberapa bentuk ketergantungan transitive (transitive
dependency) atau dengan kata lain apabila sudah berada pada 2NF dan setiap
atribut yang bukan key tidak tergantung pada atribut lain (tidak transitif)
kecuali terhadap primary key (non transitively dependent terhadap primary key).
Pada umumnya dalam tahap ini sudah memenuhi syarat untuk sebagian besar
aplikasi database.
d.
Boyce-Codd Normal Form (BCNF)
Yaitu
menghilangkan terdapatnya anomaly pada relasi yang disebabkan oleh overlapping
candidate key atau apabila setiap determinan adalah merupakan candidate key.
e.
Normalisasi bentuk keempat (Fourth
Normal Form / 4NF)
Yaitu
menghilangkan beberapa ketergantungan pada banyak harga (multivalue
dependency).
f.
Normalisasi bentuk kelima (Fifth
Normal Form / 5NF)
Yaitu
join dependency anomaly yang terjadi akibat dekomposisi relasi tidak dapat
dipakai kembali untuk membentuk kembali relasi semula.
1.3.7.3
Spesifikasi Basis Data
Basis data merupakan kumpulan dari data yang
saling berhubungan satu dengan yang lain dan tersimpan di luar komputer serta
digunakan perangkat lunak (software) tertentu untuk memanipulasinya.
Sedangkan sistem basis data adalah suatu sistem
penyusunan dan pengelolaan record-record dengan menggunakan komputer dengan
tujuan untuk menyimpan atau merekam serta melihat data operasional lengkap pada
sebuah organisasi atau perusahaan, sehingga mampu menyediakan informasi optimal
yang diperlukan untuk kepentingan proses pengambilan keputusan.
1.4
Pengertian
Sistem Informasi
Sistem
Informasi menerima masukan data, instruksi dan mengolah data tersebut sesuai
dengan perintah untuk mengeluarkan hasilnya. Ini merupakan sebagian dari
peristiwa yang terjadi pada sistem informasi. Sistem informasi itu sendiri
mempunyai sub-sub yaitu sistem dan informasi.
Informasi
merupakan hal yang sangat penting bagi manajemen di dalam mengambil keputusan.
Menurut Robert A. Leitch dan K. Roscoe Davis :
“Sistem
informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertmukan
kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial
dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu
dengan laporan-laporan yang diperlukan”. (Jogianto, 1997 : 36)
Definisi ini
pada dasarnya menekankan bahwa informasi merupakan alat untuk mengurangi
ketidakpastian yang akan senantiasa dihadapi oleh seorang manager yang memimpin
organisasi atau perusahaan.
1.4.1
Pengertian
Sistem
Dalam sebuah
sistem terdapat dua pendekatan di dalam pendefinisian sistem, yaitu yang
menekankan pada prosedur dan pada komponen (elemen). Yang dimaksud pendekatan
sistem dengan menekankan pada prosedur yaitu :
Sistem adalah
suatu jaringan dari kerja prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul
bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan tertentu. Pendekatan sistem yang merupakan jaringan kerja dari
prosedur yang lebih menekankan pada urutan-uturan operasi.
Prosedur yaitu suatu
urutan-urutan operasi klerikan atau tulis menulis yang melibatkan beberapa
orang di dalam satu atau lebih departemen, yang diterapkan untuk menjamin
penanganan yang seragam dari transaksi-transaksi bisnis yang ada. Sedangkan
pendekatan sistem yang menekankan pada elemen yaitu elemen-elemen atau
komponen-komponen atau bagian-bagian dari suatu sistem dapat berupa subsistem.
Dapat disimpulkan bahwa sistem adalah himpunan atau group dari elemen atau
komponen yang berhubungan atau saling bergantung satu sama lain untuk mencapai
tujuan tertentu.
Sebuah sistem
terdiri dari bagian-bagian saling terkait yang beroperasi untuk mencapai
sasaran dan maksud. Berarti, sebuah sistem bukanlah seperangkat unsur yang
tersusun secara tak teratur, tetapi terdiri dari unsur-unsur yang dapat dikenal
sebagai saling melengkapi karena mempunyai satu maksud dan tujuan atau sasaran.
1.4.2
Pengertian
Informasi
Informasi adalah
data yang telah diolah menjadi bentuuk yang lebih berguna dan lebih berarti
bagi penerimanya. Menggambarkan seuatu kejadian-kejadian atau event dan
kesatuan kenyataan (fact dan entity) serta digunakan untuk pengambilan
keputusan.
Sistem
informasi menerima masukan data dan instruksi, mengolah data tersebut sesuai
instruksi dan mengeluarkan hasilnya. Model data sistem yaitu masukan,
pengolahan dan keluaran adalah cocok bagi kasus pengolahan sistem informasi
yang paling sederhana dimana semua masukan tiba pada saat yang bersamaan.
1.5
Konsep
Dasar Sistem Inventori
Sistem inventori adalah sistem yang mengelola
suatu kegiatan transaksi-transaksi keluar masuknya barang. Manfaat dari sistem inventori adalah
:
a. Menjaga agar persediaan di gudang
selalu mencukupi
b. Meminimumkan biaya pemesanan dan biaya
pengadaan persediaan barang
Pada dasarnya
laporan inventori dimaksudkan untuk mengajukan informasi mengenai keadaan atau
kondisi stock yang ada pada saat itu, yang akan digunakan oleh pihak yang
berkepentingan sebagai pertimbangan di dalam pengambilan keputusan.
Selain itu laporan
inventori bertujuan untuk mendapatkan kualitas suatu informasi antara lain :
a. Relevan
Relevansi suatu informasi harus dihubungkan
dengan maksud penggunaannya. Bila suatu informasi tidak relevan untuk keperluan
para pengambil keputusan, informasi demikian tidak ada gunanya betapa kualitas
terpenuhi. Dalam pertimbangan
relevansi suatu informasi, perhatian akan difokuskan pada kebutuhan pemakai dan
bukan kebutuhan pihak tertentu.
b. Dapat dimengerti
Informasi harus dapat dimengerti oleh pemakainya
dan dinyatakan dalam bentuk atau istilah yang disesuaikan dengan batas
pengertian para pemakainya.
c. Netral
Informasi diarahkan pada kebutuhan umum pemakai
dan tidak tergantung pada kebutuhan dari pihak tertentu.
d. Tepat waktu
Informasi harus disampaikan sedini mungkin
untuk dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan
ekonomi dan untuk menghindari tertundanya keputusan tersebut.
e. Akurat
Informasi harus akurat, harus bebas dari
kesalahan-kesalahan dan jelas maksudnya. Informasi harus akurat dari banyaknya
kemungkinan terjadi gangguan dan penyimpangan dan dapat merubah bahkan merusak
informasi tersebut.
Daftar Pustaka
http://elib.unikom.ac.id/download.php?id=12969
http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00100-IF%20Bab%202.pdf